Tag Archives: Belajar

Tujuh Pendekatan Belajar

1.    Belajar sebagai petualangan

Belajar dapat menjadi hal yang sangat membosankan dan tidak menyenangkan, inilah yang pada akhirnya terjadi jika kita memandangnya dari sudut pandang yang salah. Terlebih lagi hal inilah yang menimbulkan kesulitan-kesulitan dalam belajar. Jika saja kita memandang dan menilainya sebagai hal yang sangat menyenangkan, maka saat-saat belajar akan menjadi sangat menyenangkan dan menjadi saat-saat yang selalu dinantikan.

Sebagaimana seorang anak kecil yang sedang belajar bersepeda, pada awalnya ia akan terjatuh beberapa kali, mungkin karena kehilangan keseimbangan atau terlalu gugup untuk mengkayuh pedalnya. Ketika ia bisa bertahan diatas sepedanya, melaju untuk beberapa menit dan kemudian terjatuh untuk kesekian kalinya, anak itu akan segera bangkit dan mulai menaiki sepedanya kembali. Mengapa ia melakukannya lagi? Bukankah ia sudah, atau mungkin, akan terluka lebih parah jika ia jatuh lagi? Jawabannya sangatlah sederhana. Anak itu menganggap belajar menaiki sepeda sebagai ‘petualangan’. Ia menikmati apa yang sedang dilakukannya, setiap kali ia terjatuh, ia mempelajari mengapa ia sampai terjatuh dan mencoba untuk tidak mengulanginya kembali, ia melatih keseimbangannya, kekuatan dan ketangkasan motoriknya, dan amat terlebih ia sedang bersenang-senang!

Memiliki semangat belajar seperti anak kecil yang selalu ingin tahu dan tidak menganggap kegagalan sebagai alasan untuk berhenti belajar atau menjadi antipati terhadap kegiatan belajar, pastilah menyenangkan. Anak kecil tidak memperdulikan pendapat yang terlontar terhadap kegagalan mereka, mereka lebih berfokus terhadap kemampuan yang mereka punya dan dapatkan dalam proses belajar mereka. Lalu bagaimana  dengan orang dewasa, seperti anda dan saya? Jangan khawatir! Orang dewasa juga bisa melakukannya, semuanya berpulang kepada diri anda sendiri, apakah anda mau melakukannya?

2.    Gunakan inderamu!

Mana yang menurut anda lebih efektif?

(a).  Belajar mengenai pemberian cairan intravena dikelas, mendengarkan penjelasannya dari seorang dosen yang ahli dan dengan melihat slide-slide yang penuh warna.

(b).  Belajar mengenai pemberian cairan intravena dikelas, mendengarkan penjelasannya dari seorang dosen yang ahli dan dengan melihat slide-slide yang sarat dengan ilustrasi nyata mengenai prosedur pemberian cairan intravena dan anda di ijinkan untuk bertanya bila ada hal yang anda tidak mengerti.

(c).  Belajar mengenai pemberian cairan intravena dikelas, mendengarkan  penjelasannya dari seorang dosen yang ahli dan dengan melihat slide-slide yang sarat dengan ilustrasi nyata mengenai prosedur pemberian cairan intravena, anda diberikan kesempatan untuk mempraktikannya  dan bertanya bila ada hal yang anda tidak mengerti.

Saya yakin anda memilih pilihan (c) sebagai proses belajar yang paling efektif, bukan begitu? Tidak ada yang salah dengan pilihan (a) dan (b), sebagai mahasiswa perawat yang mempelajari tentang pemberian cairan intravena, mendengarkan penjelasan dari  dosen yang menguasai bidang tersebut sangatlah menyenangkan terlebih lagi bila media pengajaran yang digunakan tidak membosankan. Tetapi hal tersebut masih belum cukup, proses belajar anda tidak boleh berhenti hanya dengan ‘mendengar dan melihat’, anda perlu mengolah semua indera anda untuk sungguh-sungguh belajar.

Cottrell (1999:4) menjelaskan bahwa ketika anda ‘memperkerjakan’ indera (penglihatan,  pendengaran, sentuhan) dan menggunakan kemampuan motorik halus (melihat, berbicara, menulis, mengetik, menggambar atau menggerakan anggota tubuh) saat anda sedang belajar, sesungguhnya otak anda sedang memperoleh kesempatan untuk menerima dan mengolah informasi yang diterima melalui indera yang sedang bekerja. Semakin banyak dan semakin sering anda memanfaatkan fungsi indera yang anda miliki, maka akan semakin besar kemampuan otak anda dalam melakukan asosiasi dan mengkaitkan satu informasi dengan informasi yang lainnya. Dengan demikian, akan sangat mudah bagi anda untuk memanggil kembali informasi-informasi yang telah anda simpan sebelumnya ketika anda belajar.

3.    Hal yang menarik dalam belajar

Mahasiswa Y sangat pandai dalam pelajaran Biologi, ia selalu mendapatkan nilai yang memuaskan dalam mata pelajaran tersebut.  Ia menghabiskan berjam-jam waktunya untuk membaca dan memahami fungsi organ tubuh manusia. Sebaliknya ia tidak menyukai pelajaran Kimia, menurutnya mempelajari Kimia adalah suatu kesia-siaan dan nilainya dalam mata pelajaran ini sangat rendah.

Anda bisa berkata bahwa mahasiswa Y mendapat nilai yang memuaskan pada Biologi karena ia banyak menghabiskan waktunya untuk belajar Biologi. Terpikirkah anda bahwa ia menghabiskan banyak waktu untuk mempelajari Biologi karena ia menyenangi pelajaran tersebut? Ia telah mampu melihat hal yang menarik dari mempelajari Biologi. Sebaliknya, ketidaksukaannya terhadap Kimia (ia mungkin merasa tidak ada yang menarik dari pelajaran tersebut) membuatnya lemah dan nilai yang ia dapatkan sangatlah rendah.

Akan sangat mudah bagi anda untuk mempelajari atau melakukan hal yang anda senangi. Tujuan menjadi sangat jelas dan terarah, dan tentu saja, akan menjadi menyenangkan. Tetapi anda tidak bisa menyukai segalanya, akan selalu ada penolakan-penolakan terhadap hal-hal yang kurang berkenan dihati anda. Jika demikian apa yang harus dilakukan? Ijinkan saya untuk menjawabnya dengan menyelesaikan kisah tentang mahasiswa Y.

Menyadari pentingnya lulus dengan nilai yang baik dipelajaran Kimia, mahasiswa Y mulai berusaha untuk mencoba memandang pelajaran tersebut seperti halnya ia memandang Biologi. Ia mulai menyadari bahwa kehidupannya dikelilingi oleh hal-hal yang berkaitan dengan Kimia. Kemanapun ia mengarahkan pandangannya, ia melihat Kimia, mulai dari oksigen yang ia hirup sampai dengan warna merah dari pemulas bibir yang melekat pada bibirnya. Akhirnya, saat-saat mempelajari Kimia menjadi sangat menyenangkan dan menantang baginya, ia telah menemukan hal yang menarik dalam mempelajari Kimia!

Anda memiliki kekuatan untuk menemukan hal yang menarik, dengan berbagai aspek yang berbeda, ketika anda sedang mempelajari sesuatu hal yang baru. Bagaimana anda memberikan atribut terhadap hal yang anda pelajari akan mempengaruhi minat dan kemampuan belajar anda. Coba bayangkan dalam pikiran anda bahwa anda sedang menikmati saat-saat belajar (pelajaran yang anda anggap sulit) dan mendapatkan nilai yang sangat memuaskan dan orang-orang disekeliling anda berlomba-lomba mengucapkan selamat pada anda. Bukankah hal itu menyenangkan? Saya sama sekali tidak menyinggung tentang teori sugesti disini, tetapi, ketika anda benar-benar telah membayangkan diri anda seperti tersebut diatas, maka otak anda akan menyimpannya sebagai memori dan ‘berputar’ keras untuk bisa mewujudkannya.

4.    Gunakan metode active learning

Perubahan metode pengajaran dari Teacher-centered menjadi student-centered learning menuntut keaktifan dari anak didik dalam proses belajar. Oleh karena itu, keberhasilan anak didik, dalam konteks ini mahasiswa, sangat bergantung pada dirinya sendiri. Sebagai mahasiswa anda harus memiliki keaktifan dan kemandirian dalam belajar, mengaplikasikan metode active learning dalam proses pembelajaran dilembaga pendidikan tersier adalah suatu keharusan.

Saat anda menggunakan metode belajar ini, sesungguhnya anda sedang belajar dengan melakukan pemahaman yang sangat mendalam terhadap hal yang anda pelajari. Melalui metode ini pula, anda secara aktif terlibat dalam pengolahan informasi, proses pemahaman informasi yang telah diterima, menganalisa perbedaan informasi (baik yang baru anda terima maupun yang sudah terekam dalam memori anda), membuat keputusan dan mengkaitkan informasi-informasi yang ada.

Tentu saja, untuk bisa mengaplikasikan metode belajar ini sepenuhnya, memerlukan waktu dan penyesuaian. Terus menerus mencoba (‘berpetualang’) dengan memanfaatkan semaksimal mungkin indera dan kemampuan yang anda miliki dan didukung oleh keterbukaan untuk melihat dan menerima hal yang menarik dari metode ini akan membuahkan hasil yang baik, bahkan, jauh melampaui harapan anda.

5.    Bertanggung jawablah!

Perguruan tinggi atau universitas pada umumnya akan menganggap bahwa anda sudah memiliki kemampuan yang baik mengenai hal-hal mendasar yang menunjang proses perkuliahan anda. Kemampuan tersebut antara lain; menulis laporan tertulis berupa essay, laporan praktik laboratorium, proposal; membaca textbook, jurnal, statistic dan diagram; berbicara formal baik menggunakan bahasa Indonesia maupun bahasa asing; dan kemampuan lainnya. Sebagai seorang mahasiswa anda diharapkan untuk bertanggung jawab terhadap pembelajaran anda.

Salah satu bentuk sikap bertanggung jawab yang dapat anda lakukan diawal perkuliahan adalah mengikuti kegiatan Pengenalan Program Studi dengan baik, sebab disanalah kesempatan anda untuk bisa mempersiapkan diri lebih baik lagi sebelum akhirnya anda mengikuti perkuliahan. Dengan persiapan yang baik, segala sesuatunya pasti akan berjalan dengan baik pula. Pastikan bahwa anda sudah siap!

6.    Percayalah pada kemampuanmu!

Sekarang ini anda pasti sedang merasakan kekhawatiran dalam diri anda (besar atau kecil); anda khawatir tidak bisa mengikuti pelajaran dengan baik karena latar belakang pendidikan di sekolah menengah atas (SMA) yang anda lalui berbasis ilmu sosial, sedangkan untuk menjadi seorang professional tenaga kesehatan, yang anda percaya, haruslah berbasis ilmu pengetahuan alam. Atau, anda khawatir karena anda merasa nilai-nilai yang anda dapatkan selama menempuh pendidikan di SMA selalu berada direntang rata-rata (saya harap rata-rata baik), dan anda mulai ketakutan karena sepertinya hal tersebut akan terjadi kembali pada anda.

Duduk disebelah anda, seorang mahasiswa (berasal dari kelas IPA SMA Maju Berkarya) mengenakan kacamata dengan tumpukan buku disisi tas besarnya, ia terus menerus menatap dosen yang sedang memberikan presentasi, tak sekalipun anda melihat ia mengedip! Luar biasa bukan? Anda bukan satu-satunya orang yang sedang khawatir! Setiap mahasiswa akan merasakan kekhawatiran disetiap awal perkuliahan, kekhawatiran ini, jika tidak diatasi, akan menjadi penghalang yang sangat besar bagi mereka untuk mencapai kesuksesan (mengikuti perkuliahan dengan baik, mampu mengerjakan tugas dengan baik, lulus dengan nilai yang baik-sukses!).

Ketahuilah bahwa banyak sekali mahasiswa-mahasiswi yang sukses di perguruan tinggi, sebelumnya hanyalah siswa-siswi dengan nilai rata-rata ketika mereka masih duduk dibangku SMA. Satu hal yang harus anda lakukan saat ini adalah mengumpulkan-memupuk-mempertahankan kepercayaan terhadap kemampuan yang anda miliki dan meyakinkan diri anda sendiri bahwa anda bisa seperti mereka, bahkan, lebih baik. Jika anda percaya, saya yakin anda pasti bisa!

7.    Kenali gaya belajarmu

Masing-masing individu mempunyai cara atau gaya belajarnya sendiri, walaupun demikian, banyak pula yang memiliki kesamaan. Banyak ahli yang mencoba untuk mengelompokan orang melalui cara belajarnya; tipe pembelajar visual (belajar melalui melihat), kinestetik (belajar dengan mempraktikan atau mengulangi gerakan), auditory (belajar melalui mendengar), dan masih banyak lagi. Sangat penting bagi anda untuk tidak memasukan diri anda dalam kungkungan satu tipe atau gaya belajar yang anda yakini. Apa yang ingin saya sampaikan disini adalah, akan lebih baik bagi anda jika anda mengetahui dan mencoba tipe atau gaya belajar lainnya yang dapat berkontribusi dalam gaya belajar dominan anda.

Otak manusia sangat mampu untuk melakukan adaptasi (percayalah!), ketika anda memilih atau menggabungkan beberapa gaya belajar sesuai dengan kebutuhan belajar anda, maka otak anda akan ‘menyesuaikan’ fungsinya. Hasilnya, anda tidak hanya menjadi seorang mahasiswa yang memiliki nilai yang baik tetapi juga seorang pembelajar sejati.

Referensi

Cottrell, Stella.1999. “The Study Skills Handbook”. New York: Palgrave.